AKSI NYATA PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

Latar Belakang

Dalam proses belajar-mengajar selama ini, saya cenderung melaksanakan pembelajaran dengan cara-cara konvensional. Cara-cara pembelajaran bahela masih menjadi pilihan utama: guru berceramah, murid mendengar, lalu murid  disuruh mencatat, meringkas, dan mengerjakan soal-soal yang ada pada buku paket. Saya juga percaya bahwa guru merupakan sumber informasi utama yang mesti didengarkan oleh siswa.

 Saya lalu “bertemu” dengan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Lewat program ini, saya disadarkan bahwa ternyata apa yang selama ini saya yakini sudah tak lagi relevan. Bahkan sudah sangat usang. Kenapa ada banyak siswa yang merasa tidak happy di sekolah sehingga ada banyak kasus siswa yang bolos sekolah, mungkin salah satu penyebab utamanya adalah ini: siswa dididik tidak dengan cara yang mereka inginkan.

Selain itu, murid  diperlakukan sama rata oleh guru. Murid juga diuji dengan alat uji yang sama. Padahal setiap murid  berbeda. Setiap murid  memiliki keunikan masing-masing. Setiap murid memiliki minat, potensi, dan bakat masing-masing. Dan setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Hal-hal semacam ini yang tidak diperhatikan oleh guru dan sekolah selama ini. Sehinggamurid kerap mengganggap sekolah seperti penjara.

 Mereka terkekang. Tidak bebas berekspresi. Mereka hanya akan mengerjakan maunya guru. Mereka hidup dalam sebuah komunitas yang begitu kaku. Akibatnya apa? murid  hanya menjadikan belajar di sekolah sebagai sekadar rutinitas saja. Tidak lebih. Kreativitas mereka tidak berkembang. Mereka akhirnya hanya seperti robot yang hanya akan mengerjakan perintah dari guru-gurunya.

Menyadari hal itu, dan bermodalkan apa yang saya peroleh dari PPGP, setahap demi setahap saya mulai mampu mengubah paradigma lama saya. Cara saya memandang, memperlakukan, mengajar, dan mendidik siswa kian berubah. Bahwa ternyata saya harus membiarkan siswa bersuara dan mendengarkan suara-suara tersebut.

Saya juga harus memfasilitasi mereka untuk menentukan pilihan. Jika selama ini saya mengajar mereka berdasarkan apa yang telah saya rancang tanpa pernah melibatkan siswa-siswa saya dan tanpa pernah memperhatikan apakah mereka senang atau tidak dengan rancangan saya, saya mulai mencoba memberi mereka kesempatan untuk menentukan pilihan mereka: bagaimana sebaiknya mereka diajar, bagaimana mereka diberdayakan, bagaimana mereka terlibat dalam pembelajaran, dan sebagainya.

 Dengan demikian, tingkat rasa kepemilikan mereka atas proses belajar akan meningkat. Ketika rasa kepemilikanmurid  tinggi, hal itu akan berbanding lurus dengan kemauan belajar mereka. Mereka tidak lagi belajar karena terpaksa, tetapi sebaliknya mereka akan belajar karena didorong kesadaran mereka yang tinggi. Kenapa bisa demikian? Karena suara mereka didengar dan mereka diberi kesempatan untuk menentukan pilihan.

Deskripsi Aksi Nyata

Dalam Aksi Nyata Modul 3.3 PPGP, saya membuat rencana program pengembangan sekolah yang berdampak pada murid menggunakan kerangka BAGJA. Pendekatan BAGJA merupakan strategi perubahan kolaboratif yang berbasis kekuatan. BAGJA mengaktualisasi potensi masing-masing individu dalam kelompok menjadi kekuatan yang luar biasa dalam melakukan perubahan. BAGJA singkatan dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.

 Rencana program pengembangan sekolah yang saya buat yakni tentang penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah tempat saya mengajar, SMP Kristen Mbarambanja  Setelah menyusun rencana, saya lalu mensosialisasikannya kepada kepala sekolah dan rekan-rekan saya guru. Saya melihat ada rasa antusias dalam diri mereka.

Saya senantiasa mendorong rekan-rekan saya agar mulai mencoba menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Saya selalu menyampaikan bahwa strategi pembelajaran ini berbeda dengan strategi-strategi yang selama ini ada. Sebab dengan model pembelajaran ini, tidak ada siswa yang merasa dianaktirikan dan tidak ada pula siswa yang terabaikan. Sebab semua siswa dididik sesuai dengan kebutuhan belajar mereka masing-masing.


 
Penerapan strategi pembelajaran berdiferensiasi (Gambar 2: Dokumen Pribadi)

Pada gambar 2, terlihat jelas betapa murid-murid begitu menikmati proses pembelajaran berdiferensiasi yang kami laksanakan. Semua terlibat aktif di kelompok masing-masing. Mereka sibuk berdiskusi, bergerak ke sana kemari untuk bertanya kepada teman-teman mereka di kelompok lain, dan tidak sedikit pula yang berbicara degan nada yang sedikit tinggi hanya karena sedang berbeda pendapat tentang materi yang mereka diskusikan. Intinya, mereka belajar begitu asyiknya sampai-sampai mereka meminta waktu tambahan.

 Siswa saling bertanya terkait hasil kerja yang mereka tempel di dinding (Gambar 3 dan 4: Dokumen Pribadi)


 

Aksi yang yang saya rancangkan dan telah saya coba selama  kurang lebih 1 bulan, ada juga program yang sudah berjalan dari awal modul 1 tetapi belum terlalu maksimal. program -program ini adalah

1.      Lopo edukatif sebagai sarana belajar pembelajaran berdiferensiasi mapel Bindo dan mapel lainnnya.

2.      Gerakan Literasi Numerasi  integrasi Manfulnes KSE dan Berdiferensiasi

3.      Karya inovasi dari murid berdarkan potensi yang ada dilingkungan sekolah

4. sabtu Ceria  dengan kegiatan Ekstrakur (club bahasa, seni, olah raga dan club sains serta pendampingan khusus bagi anak yang terkendala 3 M




kegiatan literasi Mainfulnes KSE 


kegiatan Menceritan kembali bahan bacaan dalam Literasi

club seni dan bahasa dalam budaya positif  profil pelajar pancasila

pendampingan khusus siswa terkendala 3 M

Hasil Aksi Nyata

Melalui program ini perlahan-lahan kreatifitas siswa mulai muncul, Siswa juga mampu menampilkan potensi diri, kreatifitas dan mampu berinovasi pada kegiatan Lopo edukatif, Leterasi Mainfulnes, pengembangan karya inovasi dan sabtu ceria dengan aktifitas kegiatan ekstrakurikuler peserta didik melibatkan diri penuh dalam proses penyusunan,penyebaran dan analisis angket, menyusuri langkah suara, pilihan dan kepemilikan. selain itu siswa juga berkesempatan menjadi panitia acara menciptakan sendiri ekosistem belajar yang menyenangkan dengan kreatifitas yang mereka miliki namun untuk mengetahui siswa sudah meningkat atau belum kreatifitasnya diperlukan kegiatan yang berkesinambungan dan berkelanjutan sehingga guru dapat melakukan penilaian yang lebih komprehensif.

Keberhasilan siswa dalam menunjukkan potensi yang sedikit berbeda dari biasanya tidak terlepas dari dukungan guru dan bimbingan orangtua masyarakat dan ekosistem sekolah yang menjamin kegiatan dan program yang berpihak pada murid dapan berjalan dengan baik sesuai dengan Visi dan Misi Guru penggerak yang diintegrasikan dalam Visi dan Misi sekolah yang berdampak pada murid  yaitu " Terciptanya  Profil Pelajar Pancasila melalui Merdeka Belajar berdasarkan Penguratan Karakter dengan Buah -Buah Roh yang menjamin Hak- Hak anak

Perasaan (Feeling)

saya selalu melihat dan merasakan perasaan yang  muncul  dari murid saya yaitu murid merasa bersemangat dalam berperan serta dalam menunjukkan kreatifitas yang ada dalam diri mereka sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya. penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan KSE pada setiap aspek program sekolah membuat mereka berbahagia atau studend well being. Selain itu murid  merasa lebih dihargai atas karya mereka yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya. Ketika murid  kurang disiplin dalam melaksanakan program, guru memiliki keterlibatan yang sangat penting untuk memberikan motivasi.Atas tindakan ini saya sebagai guru  merasa senang karena murid sangat bersemangat  dan dalam kegiatan  membimbing dan memfasilitasi murid  untuk menunjukkan kreasinya dengan bebas saya menunjukan antusiasme yang sangat tinggi agar meberikan mereka daya semengat dan kreatifitas yang tinggi. Selain itu saya juga merasa bangga karena ada beberapa anak yang memiliki bakat yang tidak saya bayangkan sebelumnya dan mampu dieksplorasikan lewat kegiatan atau program sekolah yang berdampak pada murid.

Pembelajaran (Finding)

Hambatan yang Ditemui

Selama pelaksanaan program ini salah satu hambatan yang ditemui yaitu kurangnya semangat beberapa siswa dikarenakan mereka adalah murid di kampung yang jarang menonton di TV bagaimana memiliki kreatifitas untuk berinovasi seperti anak anak di perkotaan, mereka masih malu-malu dan ragu untuk menuangkan minat dan bakatnya secara nyata dan pasti, namun dengan penguatan dari guru-guru beberapa siswa tersebut dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan mampu mengeksplorasikan diri dengan penuh totalitas.

 Keberhasilan yang Diraih

Keberhasilan dari program ini yaitu ada beberapa siswa yang sudah mulai muncul kreatifitasnya. terbukti dari beberapa kreatifitas yang ditunjukan, lewat aksi mereka dan yang membuat produk produk  yang dibuat yang sedikit berbeda dari yang dibuat secara umum oleh teman-temannya, ada juga yang menunjukkan bakat menciptakan tarian kreasi yang dikolaborasikan dengan lagu profil pelajar pancasila, membuat produk minyak kelapa murni dan  Kriya dari biji- bijian yang ada sekitar lingkungan sekolah dll. Selain itu, melalui program ini dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendampingi anaknya untuk lebih berkreasi.

Refleksi

Refleksi yang dapat saya lakukan dari program ini yaitu mempelajari hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan program ini, sehingga ketika nanti program ini diterapkan secara berkelanjutan tidak ada lagi hambatan-hambatan yang ditemui. Banyak sekali pembelajaran yang bisa saya ambil dalam menjalankan aksi nyata 3.1, 3.2 dan 3.3. Diantaranya bahwa dalam menjalankan apapun itu hubungan yang baik dengan semua pihak itu harus diutamakan, sehingga ketika menemukan permasalahan atau kesulitan maka kepala sekolah, rekan sejawat, orang tua maupun murid  mampu memberikan solusi terbaik dengan pemanfaatan aset yang ada untuk menunjuang program sekolah. Selain itu, keterampilan berkolaborasi sangat penting untuk dimiliki agar masing-masing bisa mengambil peran dan menjalankan peran tersebut dengan maksimal sehingga tujuan yang ingin dicapai terwujud.

Penerapan Ke Depan (Future)

Rencana Perbaikan

Akhirnya, saya ingin menutup tulisan saya ini dengan sebuah pernyataan, bahwa pembelejaran berdiferensiasi sangat tepat dilaksanakan dalam pembelajaran di ruang-ruang kelas. Selain siswa yang begitu menikmati setiap detik pembelajaran yang ada, satu hal lagi yang sangat penting adalah bahwa dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi tujuan pembelajaran lebih cepat tercapai. Untuk perbaikan program ini ke depannya yaitu lebih meningkatkan lagi komunikasi antara guru, siswa, dan orangtua sehingga guru dapat mengontrol/memonitoring pekerjaan siswa. Selain itu, guru juga harus dapat melakukan pembimbingan yang lebih intensif lagi kepada para siswa agar lebih berani dan bebas menunjukkan kreatifitas yang mereka miliki. Ke depan apapun yang ingin saya lakukan hendaknya selalu berpihak pada siswa, baik dalam mengambil keputusan, mengelola sumber daya maupun mengelola sebuah program. Dengan demikian apa yang menjadi amanat kurikulum yaitu melahirkan siswa yang memiliki karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila bisa terwujud sehingga mereka mampu menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas untuk Indonesia kita tercinta.


 





Comments

Popular posts from this blog

HEBAT KARENA MEMBACA DAN SIAP JELAJAHI DUNIA @ketumtpkk @pokja2pkkpusat @tppkkpusat @ lombavlogpkkpokja2